Skip to main content

#BAHASRELATIONSHIP - Sudah Siapkah Aku?

 Assalamualaikum temen-temennn!

Siapa yang ngga sabar nih aku bahas topik yang satu ini? Banyak banget yang request, yang minta bahas tentang ini.

Apakah itu? jeng jeng jengggg...

Yap! KESIAPAN MENIKAH!

*sebenernya ini sambil throwback pas jaman skripsi*

betapa aku jatuh cinta pada topik ini. hihi

Oke bismillah, mari kita mulaai~

Sebenernya kita sudah siap ngga sih buat menikah? Apa aja sih indikator seseorang siap menikah? Seberapa penting sih kesiapan menikah itu? Apa aja yang harus dipersiapkan? Dsbnya.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering banget ditanyain temen-temen khususnya nih yang mau menikah atau sudah berencana menikah dalam waktu dekat. 

Sebenernya apa sih definisi kesiapan menikah itu?

Kesiapan menikah atau marriage readiness menurut Larson (Badger, 2005) didefinisikan sebagai evaluasi subjektif yang dilakukan individu tehadap kesiapannya untuk menerima tanggungjawab serta tantangan yang akan didapatkan dalam pernikahan.

Selain itu, pengertian lain dari Duval & Miller (Sari & Sunarti, 2013) kesiapan menikah merupakan suatu keadaan individu bersedia atau siap dalam menjalin hubungan dengan pasangan, menerima tanggungjawab sebagai seorang suami atau istri serta siap membina keluarga dan mengasuh anak.  

Nah pada intinya, kesiapan menikah itu sebenernya evaluasi subjketif individu terhadap kesiapannya untuk menerima peran dan tanggung jawab dalam pernikahan.

Lalu kenapa pernikahan perlu disiapkan? 

Menurutku, dalam menghadapi perjalanan aja kita selalu packing, siapin barang-barang yang emang perlu dibawa atau ngga dsbnya. Lalu bagaimana jika perjalanan kita ini adalah perjalanan seumur hidup? Lantas apakah tidak ada yang perlu dipersiapkan?

Selain itu, pernikahan menjadi perlu dipersiapkan karena ya persiapan dalam pernikahan ini ibarat bumbu-bumbu yang perlu disiapkan dalam memasak. Biar masakan itu matang dan enak, tentu jelas kita perlu pakai bumbu-bumbu itu. 

Ketahuilah bahwa dalam kehidupan pernikahan, semakin banyak bekal yang kita bawa, insyaAllah semakin memudahkan kita juga untuk lebih bijak dalam menjalani kehidupan pernikahan tersebut.

Oke kalau gitu emang apa aja yang perlu dipersiapkan?

Jadi sebenernya terdapat beberapa aspek dalam kesiapan menikah. Coba ku bahas satu persatu ya..

Terdapat 4 aspek dalam kesiapan menikah menurut Badger (2005) antara lain :

1. Kapasitas Keluarga 

Kapasitas keluarga merupakan kemampuan seseorang terkait segala urusan dalam pernikahan seperti bagi seorang laki-laki, ia mampu untuk menjadi tulang punggung keluarga yang akan menafkahi atau memberikan kebutuhan finansial bagi keluarganya, sedangkan bagi perempuan, ia mampu untuk melaksanakan tugas-tugasnya dalam rumah tangga.

2. Kemampuan Interpersonal dalam Hubungan 

Kemampuan interpersonal dalam hubungan ini sebenarnya adalah kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dengan orang lain seperti berkomitmen untuk hubungan yang jangka panjang, mampu menyatakan atau menyampaikan perasaannya dalam hubungan (ngga pake sandi morse an ya guys), serta yang paling penting disini adalah mampu untuk mendiskusikan permasalahan yang ada dalam hubungan. 

Jadi buat siapapun yang masih suka ngode-ngode ke pasangan, kalo berantem masih suka ngambek-ngambekan gajelas, coba diperbaiki yuk..

3. Kepatuhan pada Norma

Kepatuhan pada norma merupakan kemampuan seseorang dalam menghindari hal-hal yang tidak diperbolehkan atau dilarang sesuai dengan norma yang berlaku. Seperti contohnya selingkuh. Hayooo

4. Tanggung Jawab Personal

Tanggung jawab personal merupakan kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab pengambilan keputusan. Apalagi dalam keputusannya untuk menikah, yang pasti didalamnya punya peran dan tanggungjawabnya masing-masing. Kalau dicontohnya ya kayak mandiri secara finansial, emosional dari orang tua.

Selain itu, ada lagi juga nih kriteria yang perlu dimiliki seseorang untuk dikatakan siap menikah atau hal-hal yang sangat penting dipersiapkan sebelum menikah.

Jadi daripada pusing mikirin jodoh kapan dateng, atau kapan kita nikah mending persiapin ini dulu..

Selain itu, ada beberapa hal nih yang juga termasuk dari kriteria kesiapan menikah seseorang.. 

1. Kepatuhan akan nilai dan norma

Sama kayak yang dibahas sebelumnya. Jadi seseorang yang siap nikah itu ya jelas seseorang yang mampu menghindari hal-hal yang dilarang seperti perilaku mabuk-mabukan, tidak berhubungan seksual selain pasangan, merusak fasilitas publik dsbnya.

2. Kemampuan dalam Berkeluarga (Family Capacities)

Contohnya nih bagi seorang laki-laki mampu menjaha keamanan dalam keluarga, sosok yang menyokong kebutuhan keluarga dan menafkahi keluarganya. Bagi perempuan nih menjadi sosok yang mampu merawat anak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 

Meskpun demikian, jelas dong tetap perlu adanya kerjasama yang baik antar pasangan dalam melakukan family capacities ini.

3. Transisi Peran (Role Transition)

Contohnya nih udah punya pekerjaan tetap atau jangka panjang, telah menyelesaika pendidikan dsbnya.

4. Kemandirian

kemandirian disini dijelaskan ketika seseorang mampu bertanggung jawab untuk menerima berbagai konsekuensi dari tindakan atau perilaku yang dilakukan. Contoh : mandiri secara finansial dari orang tua, memutuskan sesuatu sendiri berdasarkan keyakinan dan nilai-nilai yang dipegang, serta tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

5. Keterampilan Interpersoonal (Interpersonal Competencies)

Ketika individu mampu memilihara pandangan yang positif dalam hidup, menghormati dan menghargai perbedaan yang ada pada pasangam, menjadi pendengar yang baik untuk pasangan, tidak abusif, dan mampu mengungkapkan perasaannya dengan baik pada pasangan.

6. Transisi Biologis (Biological Transitions)

seseorang laki-laki secara biologis mampu menjadi seorang ayah dan bagi perempuan mampu mengandung seorang anak.

7. Transisi Kronologis (Chronological Transitions)

Biasanya sih kalau ini terkait dengan usia ya. (bakalan dibahas nanti)

8. Saling Kebergantungan (Interdependence)

Hal itu terkait kemampuan kita untuk membuat komitmen untuk bersama sepanjang hidup dengan pasangan, belajar untuk selalu memiliki kontrol emosi yang baik, berkomitmen pada hubungan jangka panjang, mengurangi sifat yang memikirkan diri sendiri dan memberikan perhatian satu sama lain.

Nah sebenernya dari Vina pribadi ada nih cara tahu kalo kita tuh sebenernya udah siap belom untuk nikah. Bismillah ya. Ini vina dapetin dari webinar, seminar, baca jurnal, baca buku dan pastinya sambil ngobrol sama orang-orang yang sudah menikah.

Oke ku coba jelasin yaa..

Yang pertama, refleksikan dan temukan alasan kuat untuk menikah.

Kenapa gitu? Mungkin yang follow instagram @alvinapram bosen banget ya bacain ginian. Karena bagiku sebenernya ini tuh sebagai pegangan kuat juga. Alasan kalian menikah itu untuk apasih? 

Apakah untuk menyempurnakan agama? atau untuk punya temen perjalanan? atau apasih? 

Pastikan alasan tersebut berasal dari dirimu ya, bukan dari eksternal, entah dari omongan keluarga atau tetangga, tentang usia -yang katanya terlalu tua, atau bahkan takut jadi perawan tua kata orang. 

pastikan alasan itu datang dari dirimu sendiri dan memang kita sadari itu ya..

Yang kedua, sebelum menikah, pastikan kita sudah menemukan core value dalam diri

Emangnya apasih core value itu? Core Value atau nilai yang ada dalam diri, disini maksudnya itu adalah bagaimana diri kita sendiri menentukan hal-hal yang terkait diri kita sendiri seperti nanti mau bekerja atau tidak bagi kita yang perempuan. Nilai-nilai tersebut seharusnya ditentukan sebelum menikah, karena jangan sampe nilai-nilai tersebut justru ditentukan oleh orang lain yaaa..

Yang ketiga, selesai dengan diri sendiri.

Selesai dengan diri sendiri ini artiannya gimana sih? Selesai dengan diri sendiri adalah ketika kita sudah mengenali diri kita, memahami diri kita, dan memaafkan diri kita atas sesuatu yang tidak bisa ubah. Terima diri kita sendiri. 

Kenapa mengenali dan memahami diri sendiri menjadi penting? Tentu, karena bagaimana nih kita bisa mengenali dan memahami orang lain dengan baik jika diri sendiri aja masih belum dikenal dan dipahami. Bagaimana kita bisa peduli dengan orang lain jika diri kita saja terus-menerus dicuekin?

Setidaknya cobalah untuk tahu, apasih yang menjadi kekurangan diri kita, kelebihan diri kita, apa yang selama ini masih menjadi luka dalam diri kita, pengalaman masa lalu yang menyakitkan. Karena dengan kita tahu hal-hal itu, kita dengan tidak langsung sedang menerima diri kita seutuhnya.

Apapun yang terjadi pada diri kita sebelumnya, adalah bagian yang membentuk diri kita saat ini.

selain itu, tambahan nih, buat kalian yang sudah punya pasangan yang sekiranya bersifat jangka panjang, please kenali bahasa cinta kalian. banyak kok tesnya.. bisa juga cek di link ini

https://www.5lovelanguages.com/quizzes/

Kalau sudah, coba pelajari lebih dalam tentang bahasa cinta ini. Hal itu menurutku juga sebagai lamgkah penting mengenali diri kita sendiri.

(next ya aku bakalan bahas tentang ini lebih dalam)

Yang keempat, temukan visi misi diri kita sendiri.

Visi misi jelas menjadi penting ditentukan sebelum menikah. Dengan visi misi serta dengan core values diri kita akan membantu kita menentukan apakah pasangan kita ini bisa menjadi partner yang suportif bagi kita. Jangan-jangan karena kita tidak tahu visi misi kita sendiri, kita justru jadi "lemah" dalam hubungan dengan serba ngikut pasangan aja. 

Yang kelima, mendiskusikan hal-hal yang terkait pernikahan dengan pasangan.

Apa aja itu? aku coba rangkum ya..

Diskusikan tentang :

1. Visi misi pernikahan.

2. Pembagian peran dalam keluarga, pembagian peran domestik juga perlu lhoo..

3. Kira-kira rencana punya anak kapan? Berapa? Pengasuhan seperti apa? 

4. Pekerjaan siapa yang menentukan lokasi tempat tinggal? Karir masing-masing gimana? Adakah kemungkinan long distance marriage?

5. Budget rumah tangga? Kontribusi finansial keluarga seperti apa pembagiannya?

6. Seks. Jangan sampe kalo dah mau nikah, masih mengganggap bahas kayak gini tabu ya.. 

7. Personal boundaries masing-masing kayak gimana? Apa yang membuat masing-masing merasa tidak nyaman? Lalu nantinya boundaries atau batasan dalam hubungan seperti apa?

8. Rencana kedepannya? 5 tahun, 10 tahun lagi? penting ya ituu

Selebihnya silahkan diskusikan masing-masing ya..

Kalau buat diri sendiri, coba tanyakan..

1. Apakah komunikasi yang dijalin dengan pasangan selama ini sudah bersifat dua arah dan tersampaikan dengan baik pesan-pesannya?

2. Hutang ada ngga?

3. Bagaimana nantinya pasangan akan beradaptasi dengan kebiasaan keluarga kita? Begitu juga sebaliknya, apakah kita akan mudah beradaptasi dengan kebiasaan keluarga pasangan?

4. Sudah siap ngga ya aku buat menerima peran baru yang jelas akan lebih kompleks?

Baik..Sudah tau kan kenapa penting buat mempersiapkan?

Menikah adalah sekolah yang dijalani seumur hidup

Tiap harinya jelas ada materi baru yang kita akan pelajari. Materi yang benar-benar baru, atau mungkin relevan dengan materi lain yang sudah kita pelajari sebelumnya.

 Layaknya masuk sekolah, kita juga seharusnya semakin rajin untuk menimba ilmu agar pada ujian-ujian yang akan dihadapi, kita menjadi lebih mudah untuk menyelesaikannya.

Layaknya sekolah, pasti ada ujian mendadak yang mungkin tidak direncanakan sebelumnya, sehingga seharusnya kita bisa terus belajar untuk beradaptasi dalam menghadapinya.

Sebenernya cukup sekian apa yang bisa ku jelasin temen-temen.

Terima kasih banyak udah mau baca tentang topik yang ku suka banget. Semoga bermanfaat yaa, buat siapapun yang baca ini.

Untuk temen-temen yang sedang mempersiapkan, semangat ya! Semangat berbenah diri masing-masing. Semoga kelak akan diamanahi perjalanan yang indah itu diwaktu yang tepat ya..Aamiin.

Temen-temen juga bisa banget baca tulisanku di tumblr tahun 2018 tentang kesiapan menikah jugaa. 

https://alvinaprm.tumblr.com/post/168622942150/sudah-siap-menikah

Hihi next bakalan bahas apa yaa? 

See you di #BahasRelationship selanjutnya!

Wassalamualaikum..


Comments

Popular posts from this blog

It's Okay

It's Okay Vina. It's Okay.

Film Luar Biasa di Penutup Tahun 2021

Hai guys, assalamualaikum. Ngga kerasa ya kayanya tiba-tiba udah penghujung tahun aja, eh bulan depan udah 2022. Time flies. Tapi sebelum menutup penghujung tahun ini, aku memutuskan untuk menuliskan sebuah review pengalaman aku nonton sebuah film yang aku jadikan ini film indonesia terbaik di tahun ini. Speechless masihan. Aku memang bukanlah penyuara dari feminis, aku sama sekali datang menonton ini berusaha untuk netral. Ibarat lagi di ruang praktik. Bahkan sempat juga aku datang dengan underestimate kalo film ini bisa berusaha nyampein makna-maknanya ke aku. Sampe akhirnya aku memutuskan untuk nonton film ini seorang diri. beuh. keputusan nekat ternyata. Film apakah itu? Film yang banyak banget menyuarakan suara hatiku yang terdalam. Yuni 

Traveling and Teaching by 1000 Guru Surabaya

Suasana hangatnya masih kerasa sampe sekaraaang Pejuang pendidikan, 1000 Guru Surabaya, TnT #13   1000 guru Surabayaaaa? Traveling to care, teaching to shareee!  *baca blog sambil dengerin lagunya Ipang-Sahabat kecil biar greget*