Skip to main content

Ngobrolin Relationship, Seru Abis!

Heiho! Assalamualaikum!

Ngga kerasa udah memasuki akhir bulan dari bulan pertama di 2021 ini. 

Semoga temen-temen selalu diberikan kesehatan yaa, dan dijauhkan dari penyakit maupun virus yang emang lagi dekat dengan kita, apalagi kalo bukan virus Corona!

Sebelum memulai, mari kita doakan untuk keluarga, kerabat atau teman-teman kita yang sedang tertimpa bencana, penyakit, atau kondisi yang sulit semoga diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapinya, dan semoga kita semua senantiasa slalu berada dalam lindungan-Nya.

Bismillah,

Lagi suka banget lagu "Duhai Sayang- Yura Yunita" diliriknya tuh ada yang ngena banget sama bahasan kita sekarang, "Hanya kau yang mampu membuatku merasa dicintai sebesar ini.."

Bener banget, rasanya indah banget yaaa kalo kita tuh merasa dicintai oleh orang lain. Uwu banget lah rasanya.

setelah sekian lama, kenapa bahasan ini menjadi bahasan yang pengen banget ku tulis karena banyak temen-temen ig dan twitter nagih banget nih sama bahasan ini. 

langsung aja ya, karena aku pun juga nagih banget buat bahas ini..

#BAHASRELATIONSHIP

Relationship atau hubungan bisa terjadi ketika orangnya ngga cuma kita aja *yajelaslahya* idealnya, hubungan itu terjadi DUA arah, DUA sisi ya. Jadi, kalo cuma satu aja, atau aku aja, ya bukan hubungan namanya *ups

Lanjoot...

Relationship yang gimana yang mau dibahas? Oke, karena pada usia segini banyak dari kita sedang mempersiapkan untuk memasuki fase pernikahan... jeng jeng jeng, jangan saling tanya kapan ya.. wkwk

Udah dipersiapkan dulu, semoga bermanfaat ya!

Oke, aku mulai dengan membahas bagaimana sih kita mengidentifikasi hubungan kita itu sehat atau ngga, atau sering kita kenal dengan

TOXIC / HEALTHY RELATIONSHIP 

Toxic relationship, kayanya lagi in banget ya bahasan tentang itu, bahkan sekarang dikit-dikit kok mudah banget melabeli sesuatu atau suatu hubungan dengan kata toxic.

mari kita bahas dulu, sebenarnya apasih Toxic itu? yaps, bener banget toxic artinya racun. 

yang mana bisa kita ketahui nih, kalo racun itu berbahaya buat diri kita. NAHH. catet dulu.

Yang bisa dibilang berbahaya kayak gimana sih? Bagaimana kita tahu kalo kita berada dalam hubungan yang berbahaya atau toxic?

aku mau coba jelasin secara simpelnya,

Ketika dalam hubungan, tapi kita justru merasa ngga nyaman dengan diri kita sendiri. Kita ngga nyaman buat menunjukkan diri kita ke pasangan, kita slalu berusaha menjadi orang lain dan kehilangan diri kita, itu sih tanda kuat kita lagi ada dalam hubungan yang nggak sehat. 

Simpel ya? tapi banyak dari kita mungkin sedang mengalaminya namun sulit keluar dari hubungan yang seperti itu.

Biasanya sih karena :

1. Kita percaya, kita bisa ngerubah dia. atau biasanya percaya kalo dia ngga akan selamanya kayak gitu kalo sama kita.

Haihai. adakah kewajiban atau tanggungjawab kita sebagai pasangan untuk merubah dia? untuk membuat dia menjadi lebih baik? Sorry to say, itu sama sekali bukan tanggungjawab kita. Kalau mau berubah ya harus dari dirinya sendiri. Apalagi kalo udah main kekerasan baik fisik ataupun verbal ya, duhh bisa coba dipertanyakan dulu ke diri sendiri deh.

Aku pernah belajar nih kalo orang yang melakukan kekerasan itu ada SIKLUS nya! (Teori Lenore Walker)

Pertama, yakni fase tension building, yang mana ada ketegangan yang ditimbulkan dari konflik, hingga akhirnya dia akan melakukan kekerasan pada pasangan apapun bentuknya. Di fase ini, korban akan belajar menyelesaikan masalah dengan cara yang mungkin berhasil sebelumnya, dan mayoritas caranya ya pasif alias manut aja di apa-apain, ga berkutik sama pasangannya.

Kedua, fase puncaknya atau fase battering yang mana pelaku akan melakukan kekerasan yang semakin parah karena kepasifan atau hopelessness dari pasangan. Biasanya ini dampaknya besar karena sudah sulit untuk dikendalikan.

dan yang terakhir, fase honeymoon, fase ini yang membuat kebanyakan korban kekerasan enggan mengakhiri hubungan ataupun memilih bertahan dengan pasangan yang sudah melakukan kekerasan padanya. Karena pada fase ini pelaku biasanya akan bersikap manis lagi, meminta maaf dan menyesali perbuatannya..

Padahal secara ngga sadar, sudah menjadi siklus yang jika dibiarkan akan menjadi sangat berbahaya buat diri kita sendiri.

Nah dari 3 fase itu tadi aja dah keliatan sih sebenernya kenapa kebanyakan dari kita bisa bertahan dengan toxic people macem begitu. yaps, kita terlalu percaya dengan apa yang dilakukan dan dikatakan saat berada di fase honeymoon.

Buat siapapun yang abis baca 3 fase itu lalu merasa dirinya ada dalam hubungan seperti itu, 

aku cuma mau bilang, 

Please, know that you are worthy, you deserve more than that. 

Lanjut alasan kedua kenapa kita bisa bertahan pada hubungan yang tidak sehat adalah, kita cenderung masih kurang mencintai, menerima diri kita sendiri yang akhirnya jadi kurang bisa menentukan batasan-batasan dalam hubungan. 

Saat diri kita tidak dicintai oleh diri kita sendiri, saat diri kita tidak bisa diterima oleh diri kita sendiri, kita akan cenderung mencari sosok orang lain yang mampu mencintai diri kita, yang membuat kita merasa dicintai. Seperti kehampaan yang seakan akhirnya terisi. 

Hingga kita lupa bahwa diri kita pantas untuk dihargai, kita tidak tahu batasan bagaiamana orang lain memperlakukan kita hingga akhirnya kita makin jauh dari diri kita sendiri.....Kehilangan diri kita sendiri. 

Sedih sih, karena aku pun tahu betul rasanya kehilangan diri sendiri agar bisa bersama pasangan. Tapi aku disini bukan pingin sok paling pernah ngerasain, aku pun perlu sharing ini ke temen-temen karena aku ngga mau makin banyak korban yang terjebak dalam hubungan seperti itu. 

Sembari menunggu jodoh, atau mempersiapkan seseorang yang akan mendampingi kita dan masa depan kita, coba yukk buat lebih kenal sama diri kita, terima diri kita. 

Karena ketika kita sudah mencintai diri kita, kita tahu betapa berharganya diri kita dan juga tahu batasan orang lain memperlakukan kita.

Lanjut, alasan ketiga menurutku adalah terlalu buciiin alias budak cinta. HAHAHAH. ngomongin bucin, aku pun pengalaman banget wkwk buat yang tau tau aja.

Emang nggak boleh bucin kak?

ya boleh sih asaaaaaaal inget ya,

Dalam hubungan itu tidak melulu soal cinta aja, tetapi ada hal yang juga ngga kalah penting yaitu proses belajar bareng dan bertumbuh bersama. 

aku ngga maksud menyarankan buat selama menjalin hubungan kita belajar terus ikut kelas online terus, baca buku berdua terus wkwk bukan seperti itu yang ku maksud.

Yang jelas, ketika bersama pasangan, apapun masalah, apapun konfliknya, justru kita bisa belajar untuk menyelesaikannya bersama, belajar untuk menjadi lebih bijak menghadapi konflik, saling mendukung keputusan masing-masing, saling membersamai dalam setiap proses perjuangan masing-masing.

Hihi, kalau udah dapet yang begitu, bersyukur banget ya!

Abis bahas yang toxic gitu, kok agak kebawa emosi ya.. Biar tenang, mari membahas yang adem aja gimana? Bahas HUBUNGAN YANG SEHAT aja.

Hubungan yang sehat versiku (setelah baca buku, artikel, ikut webinar dan seminar, dan juga dengerin pesan-pesan yang udah berpengalaman nih)

Hubungan yang sehat itu simpelnya gini sih buatku,

Ketika kita tahu, kita ngga perlu jadi orang lain namun kita juga tetap bisa bertumbuh dan berkembangan menjadi lebih baik bersama, dan juga bahagia dan tenang jika bersama.

Kenapa ketenangan aku masukkan juga?

Bagiku itu penting. Karena ketenangan menjadi kunci penting dalam cara kita mengahadapi dunia yang penuh ketidakpastian, kerasnya dunia, padatnya hari. Hubungan yang didalamnya ada ketenangan, membuat suasana menjadi lebih nyaman jika bersama. Hihi. 

Hubungan yang sehat juga tidak membuat kita menjadi sangat tergantung dengan pasangan. Merasa tidak bisa melakukan apapun tanpa pasangan, merasa diri kita tidak berharga tanpa adanya pasangan yang sering juga jadi ngga bisa merasa independent.

padahal justru hubungan yang sehat itu didalamnya ada trust yang kuat untuk saling bertumbuh satu sama lain, untuk menjadi the best version of ourself bukan saling menggantungkan ya.

Untuk mengakhiri tulisan ini, aku cuma mau bilang kepada siapapun yang baca tulisanku ini, 

Mengakhiri hubungan yang tidak sehat itu emang sulit, tapi percayalah bahwa setelah itu, kamu akan tahu bahwa dengan mengakhiri itu semua adalah cara terbaik untuk menunjukkan sayangmu pada dirimu..

Jadi cukup sudah bahasan simpel tentang TOXIC or HEALTHY RELATIONSHIP.

next #BahasRelationship akan coba bahas apa ya? Mungkin tentang hal-hal penting dalam hubungan? atau mungkin bahas love language? or ghosting kayak yang lagi rame banget..


Entahlah liat nanti yaa! Terimakasih banyak sudah membaca tulisanku ini, semoga bermanfaat. semoga bisa memberikan insight baru ya.. Jangan bosen buat baca tulisanku karena aku akan berusaha rutin menulis, bismillah.

See you next #BAHASRELATIONSHIP ya guys!

Wassalamualaikum,

Surabaya, 29 Januari 2021

Seribu Permaisuri.

Comments

Popular posts from this blog

It's Okay

It's Okay Vina. It's Okay.

Film Luar Biasa di Penutup Tahun 2021

Hai guys, assalamualaikum. Ngga kerasa ya kayanya tiba-tiba udah penghujung tahun aja, eh bulan depan udah 2022. Time flies. Tapi sebelum menutup penghujung tahun ini, aku memutuskan untuk menuliskan sebuah review pengalaman aku nonton sebuah film yang aku jadikan ini film indonesia terbaik di tahun ini. Speechless masihan. Aku memang bukanlah penyuara dari feminis, aku sama sekali datang menonton ini berusaha untuk netral. Ibarat lagi di ruang praktik. Bahkan sempat juga aku datang dengan underestimate kalo film ini bisa berusaha nyampein makna-maknanya ke aku. Sampe akhirnya aku memutuskan untuk nonton film ini seorang diri. beuh. keputusan nekat ternyata. Film apakah itu? Film yang banyak banget menyuarakan suara hatiku yang terdalam. Yuni 

Traveling and Teaching by 1000 Guru Surabaya

Suasana hangatnya masih kerasa sampe sekaraaang Pejuang pendidikan, 1000 Guru Surabaya, TnT #13   1000 guru Surabayaaaa? Traveling to care, teaching to shareee!  *baca blog sambil dengerin lagunya Ipang-Sahabat kecil biar greget*