Skip to main content

Ujian Kehadiran

Saya, perempuan yang ingin sekali menulis.
Kali ini biarkan saya tulis kisahku, dikit aja kok, ngga banyak-banyak nanti kenyang.
Kenyang nangis wkwk.


Teman-teman, disini saya hanya menyampaikan kisah saya.
Jika ada kesamaan rasa, peristiwa dan pengalaman, berarti memang sangat relate tulisan ini hehe.



Reka Ulang.
2016.
Aku tak kenal laki-laki itu, dari semua wajah yang hadir, hanya laki-laki itu yang membuatku bertanya-tanya, entah karna asing atau memang ada yang berbeda darinya, yang membuatku justru semakin penasaran.

"Oh dia, anak yang slama ini kamu ceritakan kepadaku waktu kita MTs?" - tanyaku kepada temanku yang ternyata pernah menceritakan laki-laki itu dulu, hanya saja aku cuek saat itu wkwk
Cerita itu tetap teringat bahkan lebih ku cermati lagi ketika kini aku kuliah, ketika aku mengenalnya.

oke langsung ya. penasaran kan? pelan-pelan ya. semoga bermanfaat yaa.

Saya kenal laki-laki itu, dia anak yang punya 'nama' disekolahku dulu.
pendiam, tak banyak suara, tapi.....penuh makna(?)
Tapi skali lagi, kita sama sekali tidak saling kenal.
Hanya waktu itu, aku menjadi ketua panitia dan dia bosnya.

Okay, langsung saja.
Tahun itu,
Seketika duniaku berubah.
Bagiku saat itu menulis menjadi penuh makna, tiap untaian kata yang ku rangkai sepertinya ingin ku tujukan untuknya.
Maklum, anak umur 18 tahun. ngerti apa urusan ginian.
Tidak ada yang lebih indah saat itu, slain mendengarkan apapun darinya.
Karna sebenarnya kita banyak sekali perbedaan, bahkan untuk urusan kecil, kita bisa memiliki pandangan yang sangat berbeda.

Disitu saya belajar bahwa, "Kita ngga hidup sendirian. Ada isi otak orang lain yang sedang berjalan bersama kita. Maka, hargailah."

Ohya,ku beritahu, saat awal kita memilih untuk melangkah bersama,
TIDAKLAH MUDAH. butuh waktu, butuh jeda agar mampu menangkas tuntas ego sendiri.
Kita sama-sama keras kepala. Sama-sama ingin diunggulkan.
Pendapat masing-masing yang berbeda membuat kita seringkali merasa menang atas diri sendiri.

Namun bagi kita, itu termasuk bagian dari proses belajar yang hebat.
Ketika kita ingin,
Membersamai langkah orang lain.


Tahun berganti, mimpi-mimpi yang ku tulis untuk tahun selanjutnya, saat itu bertambah banyak, menebar kebermanfaatan menjadi tak ragu karena rencana itu akan ada yang menemani.

Aku seorang pemimpi, dan dia orang yang bersedia menemani mimpiku.

Tahun 2017.
di tahun ini, banyak sekali yang kita rencanakan.
Rencana-rencana besar hingga kecilpun kita planningkan. 
Yang paling penting saat itu adalah berbagi di hari ulang tahun kita.
Karna scara tidak sengaja, hari ulangtahun kita bersamaan.

Kita berencana untuk berbagi kebahagiaan dihari ulangtahun kita dengan teman-teman anak yatim.
Rencana yang kita rancang dari awal tahun itu, akhirnya terlaksana.
Hari itu, ketika aku melihat laki-laki yang ku kenal tahun lalu sedang bermain dgn adik-adik di panti asuhan, aku smakin yakin,  kita mampu berjuang untuk mimpi kita bareng-bareng.

Ah, tidak ada pemandangan terbaik yang pernah ku lihat selain melihatnya bermain dgn adik-adik panti.
Lalu ku selipkan rasa syukurku dibalik bahagiaku, "Ya Allah. Terimakasih telah menghadirkan dia."


ohya, kalian bisa baca tulisanku tentang berbagi kebahagiaan di postingan blogku sebelum-sebelumnya.  hehe.

Laki-laki yang sedang membersamaiku saat itu, dia hebat.
Karna bagiku tidaklah mudah memahami isi pikiranku bahkan memahami keambisiusanku yang seringkali menyusahkannya.
Begitu juga aku wkwk, PD BGT ya w.
Tidaklah mudah memahami isi pikirannya yang tidak pernah ia jelaskan.
Ngawang adalah keahlianku untuk bisa mengerti apa yang ia rasakan.
Disitulah, ku merasa ilmu psikologiku slama ini bermanfaat dalam situasi seperti ini.

Hari demi hari berganti,
bulan demi bulan,

Kita semakin sibuk satu sama lain, hanya berkabar singkat sebelum masing-masing hendak istirahat malam.
Menanyakan bagaimana hari masing-masing lalu tertidur dgn ponselnya masing-masing.
Kadang bertemu hanya untuk mengantar ke stasiun atau pergi makan lalu pulang.

Mungkin bagi orang lain membosankan, namun bagi kita,
inilah seninya, seni menguatkan satu sama lain.
Maka, tiap apa yg ku dapatkan, ialah orang yang pertama kali ku ceritakan dgn bangga.
Rasanya bagiku itu seperti bentuk terima kasihku untuknya karena telah bersedia mendukung dan menemani.

Begitu juga dia. hehe

"Yang penting itu bukan intensitas bertemu atau telfon, yang penting tuh kualitas pertemuannya, telfonnya. Toh, kita sama-sama masih ada di bumi. Masih saling menguatkan meski tak tersampaikan dgn kata. Stidaknya, memilih pergi bukanlah jalan keluar." - katanya.

Dari situ. Aku merasa menjadi perempuan paling hebat.

"Dukungan kan ngga slalu identik dengan kata semangat atau pertemuan. Dukungan bisa dikasih lewat do'a, iya kan?"

Tiap tahunnya, adalah proses belajar. Belajar untuk terus berbenah. Tak lupa, belajar untuk terus memahami satu sama lain.

Kita dekat. Memutuskan untuk dekat. Setidaknya, keberadaan kita satu sama lain diakui oleh hati.

Tahun berganti, bedanya di akhir tahun ini banyak sekali yang ingin kita perbaiki, komunikasi dan mimpi-mimpi di tahun ini yg belum tercapai.

Tahun 2018.
bagiku di tiap tahunnya akan sama saja, aku akan slalu menemukan dia.

"pernah nyangka ngga kita bisa bertahan dgn ego masing-masing yg harus diruntuhkan?"
Ngga nyangka. bisa membersamai jalan masing-masing, saling mendukung untuk mewujudkan mimpi-mimpi, saling mengingatkan, dan tidak menjadi salah ketika itu, saling berharap.

mungkin cuma aku.
karena skali lagi, nggamudah, harus ngalah, harus ngalah sama ego sendiri


Pernah mrasakan tidak, rasanya merasa menemukan?
Rasanya merasa miliki rumah?
Rasanya ingin membersamai hingga akhir?

Iya saat itu, saya merasakannya.
Berharap pada raganya.

Padahal jelas-jelas tahu, "Kalau harapan ditaruh ke raga orang lain, kecewa akan menjadi teman."
Entahlah. saat itu aku seperti pura-pura tidak tahu saja.

Di tahun ini, obrolan kita semakin mencapai titik jauhnya, berbicara soal nanti seakan mengerti urusan itu, mimpi-mimpi jadi smakin jauh.

Ya seperti itulah, ketika dua insan saling merasa menemukan rumah.
Tahun ini, saya bermimpi untuk memberikan yang terbaik untuk orang-orang yg dgn tulus mendukung, termasuk dia, laki-laki yang menemani dan membantu proses saya.

Tak pernah terfikir hal buruk seperti takdir yang tak sesuai akan terjadi.
Terlalu bahagia hingga lupa makna, "ujian kehadiran" 

Jalan terakhir, tahun 2019

Hingga di tahun ini, persis ketika saya sudah menyelesaikan studi sarjana saya. Tepat setelah kedua orangtua telah memberi lampu hijau, tepat setelah seluruh keluarga besar mengenalnya, tepat setelah keduanya mrasa yakin menemukan.

kita memutuskan untuk berhenti.

Berhenti berjuang untuk membersamai satu sama lain meski hanya lewat doa.
Berhenti saling berharap, berhenti untuk merasa menemukan.
dan berhenti untuk menetap.

Bukan, bukan karna salah satu dari kita bermain belakang, bukan karna salah satu dari kita membuat kesalahan fatal, melainkan ada yg lebih penting dari itu.
Ini soal Ujian Kehadiran.

Bagaimana kita terlalu cepat memaknai ujian kehadiran kita masing-masing, hingga lupa, urusan esok hingga esok lusa, kita tak pernah tahu.
Mungkin benar, kita trlalu sombong. terlalu cepat menafsirkan maksud Allah memprtemukan.

Keputusan akan tetap jadi keputusan. Mengakhiri perjalanan yang ku kira akan slamanya adalah hal terburuk yang pernah aku rasakan.
Tapi bukankah hidup akan terus berjalan? Meski begitu menyakitkan?

Kita smacam bersepakat untuk tidak menaruh harap, apalagi memiliki.
bersepakat untuk berjalan sendiri-sendiri.

Inilah akhir dari kisahku dengannya yang ku kenal 3 tahun lalu.
Kisah yang kita jalani berakhir dengan keikhlasan.
Tidak ada benci, tidak ada caci.
Berakhir dgn baik, kata mreka yang tahu.

Kita telah selesai menemukan makna ujian kehadiran.
Memilih jalan ini sbagai tafsiran maknanya.
Entah bagaimana dahsyatnya kecewa yang kurasakan, tapi itulah pelajarannya.
Bagaimana dealing mengatasi kecewa.

saya tidak ingin terlarut dalam kesedihan, masih banyak mimpi-mimpi yang harus saya capai seorang diri meski tanpanya.
Masih panjang perjalanan.

Mumgkin benar memang, aku dengannya hanya sepasang anak manusia yang bertemu dalam persimpangan dan memutuskan berpisah di arahnya masing-masingnya.

"Teruslah melangkah, kejar mimpi-mimpimu, karna urusan nanti, esok, hingga esok lusa kita tak akan perna tahu." - pesanku.

Itulah, bagaimana perjalananku menemukan lalu merelakan.
Okay, Mari terus berusaha dgn usaha yang terbaik.

It's just beginning. Besok tgl 23 adalah wisuda sarjanaku. Ada senyum oranglain untukku yang hadir disana, meski nanti tidak ku temukan senyumnya disana tak apa.
InsyaAllah, akan Allah ganti dengan yang lebih baik.


Untuk teman-teman yang memiliki kisah seperti saya,

Yakinlah, kehadiran seseorang dalam hidup kita, pastilah miliki maknanya untuk dijadikan pelajaran.

Jangan pernah membenci pertemuan. 
Jangan pernah menyesali perpisahan.
Karna sejatinya inilah yang namanya Ujian.
Ujian satu sama lain.
Ujian kehadiran.

Dariku, perempuan yang sedang melanjutkan perjalanannya dgn bahagia

Alvina Prameswari.

Comments

Popular posts from this blog

It's Okay

It's Okay Vina. It's Okay.

Film Luar Biasa di Penutup Tahun 2021

Hai guys, assalamualaikum. Ngga kerasa ya kayanya tiba-tiba udah penghujung tahun aja, eh bulan depan udah 2022. Time flies. Tapi sebelum menutup penghujung tahun ini, aku memutuskan untuk menuliskan sebuah review pengalaman aku nonton sebuah film yang aku jadikan ini film indonesia terbaik di tahun ini. Speechless masihan. Aku memang bukanlah penyuara dari feminis, aku sama sekali datang menonton ini berusaha untuk netral. Ibarat lagi di ruang praktik. Bahkan sempat juga aku datang dengan underestimate kalo film ini bisa berusaha nyampein makna-maknanya ke aku. Sampe akhirnya aku memutuskan untuk nonton film ini seorang diri. beuh. keputusan nekat ternyata. Film apakah itu? Film yang banyak banget menyuarakan suara hatiku yang terdalam. Yuni 

Traveling and Teaching by 1000 Guru Surabaya

Suasana hangatnya masih kerasa sampe sekaraaang Pejuang pendidikan, 1000 Guru Surabaya, TnT #13   1000 guru Surabayaaaa? Traveling to care, teaching to shareee!  *baca blog sambil dengerin lagunya Ipang-Sahabat kecil biar greget*